LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI SURABAYA – BALI
SMK MUHAMMADIAH 04 BOYOLALI
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Di susun oleh :
Nama : Eko Joko Prasetyo
No : 09
Kelas : XI RPL 1
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan
kunjungan Industri di Jawa POS
Surabaya yang disusun oleh Eko Joko Prasetyo Kompetensi
Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
Telah
diterima dan disetujui sebagai salah satu
syarat untuk ikut serta mengikuti Ujian Kenaikan
Kelas disekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 04 Boyolali
Boyolali,
20 Mei 2016
Pembimbing
Arif Joko Sukamto
NIP:-
MOTTO
Jangan kembangkan mulut tapi
kembangkanlah skillmu
·
Hidupmu akan berarti jika engkau mau
berusaha untuk belajar
·
Pendidikan bukan persiapan untuk
hidup tapi pendidikan adalah hidup itu sendiri
Kata
Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Hakikat
belajar adalah aktifitas perubahan tingkah
laku pembelajaran. Perubahan tingkah laku akan
tercapai melalui kerja keras dan usaha
cerdas serta siapapun mereka yang
terlibat dalalm proses pembelajaran.
Allhamdulilah, segala puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
pertolongan-NYA laporan kunjungan industri kelas
XI RPL di JAWA POS SURABAYA ini
dapat terwujud.
Laporan studi lapangan ini di susun
dengan tujuan agar dapat dijadikan acuan
semua kegiatan yang akan dilakukan
sekaligus sebagai pedoaman bagi peserta
panduan studi lapangan kelas XI dalam
pembuatan laporan setelah kegiatan ini.
Ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada:
1. Alif Agus sutesno .Spd
selaku kepala SMK MUHAMMADIYAH 04 BOYOLALI yang
telah memberikan pengarahan kepada kami.2. Arif
Joko Sukamto
selaku pembimbing kelas
XI Rpl 1
3. Rini Rahmawati.Sag selaku wali
kelas XI Rpl 1
Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan
industri ini masih kurang sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang membangun bagi
kami sangatlah diharapkan. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Boyolali,
20 Mei 2016
DAFTAR
ISI
a. Halaman
Judul.................................................................
b. Halaman
Pengesahan.......................................................
c. Halaman
Motto...................................................................
d. Kata
Pengantar..................................................................
e. Daftar
Isi................................................................................
f. Daftar
Gambar.....................................................................
g. Daftar
Lampiran..................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................
1.2 Tujuan
Kunjungan Industri (KI)........................................................
1.3 Manfaat............................................................................................
BAB II ISI LAPORAN
2.1 Profil
Perusahaan...........................................................................
a. Sejarah Berdirinya Perusahaan............................................
b. Struktur
Organisasi...............................................................
2.2 Pengumpulan Data.........................................................................
2.3 Produk
Perusahaan........................................................................
2.4 Proses
Produksi.............................................................................
2.5 Kegiatan
apaerusahaan..................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan..........................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengembangan
teknologi informasi (TI) pada akhirnya akan mengubah sejarah dunia kesatu
masyarakat yang luas dan berbudaya informasi. Perlunya diadakan Kunjungan
Industri ini agar siswa bisa mengetahui bagaimana perkembangan teknologi yang
semakin mendunia dikehidupan masyarakat, dan supaya siswa-siswi bisa
menghasilkan pengembangan maupun keterampilan dalam pengoperasian teknologi informasi
(TI) untuk kebutuhan dimasa yang akan datang , agar tidak tertinggal oleh
kemajuan teknologi saat ini.
1.2 TUJUAN
KUNJUNGAN INDUSTRI (KI)
1. Agar
siswa-siswi bisa mengetahu dunia luar yang memiliki perkembangan yang mulai
pesat dibidang teknologi ,yang nantinya mereka akan dituntut untuk bisa bekerja
dengan kemsjusn teknologi saat ini.
2. Menerapkan
sikap disiplin untuk belajar sungguh-sungguh agar saat lulus nanti bisa
memegang sebuah ilmu serta pengalaman yang cukup untuk masuk dan diterapkan di
dunia industri.
1.3 MANFAAT DAN
PENTINGYA KUNJUNGAN INDUSTRI
Dalam
dunia usaha sangat berperan sekali dalam sebuah pengalam para siswa maupun
siswi yang masih dalam tahap pembelajaran yang nantinya akan ikut serta dalam
pengembangan dunia industri tersebut , dan dunia industri yang berpengaruh
dalam pengembangan ilmu dan yang terpenting kunjungan industri ini dapat meberi
dan menambah pengalaman yang lebih sehingga kita tidak akan kesulitan jika
suatu saat akan bekerja di dunia industri yang sesungguhnya.
BAB
II : ISI LAPORAN
2.1 PROFIL PERUSAHAAN

Jawa
Pos adalah surat kabar harian yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur. Jawa Pos
merupakan harian terbesar di Jawa Timur, dan merupakan salah satu harian dengan
oplah terbesar di Indonesia. Sirkulasi Jawa Pos menyebar di seluruh Jawa Timur,
Bali, dan sebagian Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Jawa Pos mengklaim sebagai
"Harian Nasional yang Terbit dari Surabaya"
Jawa
Pos didirikan olh The Chung Sen pada tanggal 1 Juli 1949 dan diberi nama
"Djawa Post". The Chung Sen pada saat itu adalah seorang pegawai
bagian iklan di salah satu bioskop di Kota Surabaya, Jawa Timur. Karena dia
harus memasang iklan di surat kabar setiap hari, dia berinisiatif untuk
memiliki surat kabar sendiri. Pada tahun 1982, The Chung Sen menjual Jawa Pos
kepada Tempo, karena sudah tidak mampu untuk mengurus perusahaannya.
Eric
Samola, Direktur PT Grafiti Press (penerbit Tempo), menunjuk Dahlan Iskan untuk
memimpin Jawa Pos. Saat dipimpin Dahlan, Jawa Pos berkembang pesat. Dalam waktu
5 tahun saja, Dahlan bisa membuat surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
5
tahun kemudian, dibentuklah JPNN (Jawa Pos News Network), yang merupakan salah
satu jaringan koran terbesar di Indonesia, dengan membawahi 80 jaringan surat
kabar, tabloid, dan majalah serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada
tahun 1997, Jawa Pos pindah ke gedung Graha Pena, Surabaya.
a. Sejarah
Berdirinya Perusahaan
Dari
berbagai sumber yang dikumpulkan penulis, diperoleh keterangan bahwa Jawa Pos
merupakan salah satu surat kabar terbesar dan tertua di Jawa Timur. Dalam
tulisan Irawan (2003 ; 74) disebutkan bahwa Jawa Pos didirikan oleh The Cung
Shen atau Soeseno Tedjo pada tanggal 1 Juli 1949. 

Sebagai
salah satu sebuah perusahaan penerbitan tertua di Jawa Timur, menurut situs
www.scribd.com, Jawa Pos sempat beberapa kali mengalami perubahan ejaan dan tulisan
yakni pada JAVA POST (1949-1954), DJAWA POST (1954-1957), berganti lagi menjadi
DJAWA POS (1957-1960) dan sejak 1960 menjadi JAWA POS.
Salah
satu ciri khas tulisan dalam Jawa Pos dari terbitan pertamanya adalah cenderung
kritis dan tanpa basa-basi. Hal ini dipengaruhi oleh kepemimpinan Goh Tjing
Hok, seorang republiken yang kerap beroposisi dengan pemerintah.Goh Tjing Hok
sendiri menyadari bahwa kondisi kemerdekaan yang relatif masih bayi harus
dipertahankan sekuat-kuatnya dari pengaruh ancaman pendudukan kembali kolonial
Belanda.
Keluar
dari ancaman pendudukan, Goh Tjing Hok masih sering medapatkan teguran karena
tulisan-tulisannya di Jawa Pos. Salah satunya pada tahun 1951 Goh Tjing Hok
masuk penjara selama enam bulan karena tuduhan membocorkan rahasia negara lewat
berita tentang rancangan kebijakan kabinet Soekiman-Soewirjo untuk mematikan
Partai Komunis Indonesia.
Pola
pemberitaan yang kritis dari Jawa Pos, menyebabkan Partai Komunis Indonesia
saat itu merasa gerah karena sering dipojokan posisinya ditengah masyarakat.
Merasa perlu untuk menandingi Jawa Pos, PKI kemudian secara resmi menerbitkan
surat kabar Djawa Timoer yang dipimpin oleh Djoeki A.Azis.
Lewat
pemberitaannya, Djawa Timoer balas memuat tulisan yang menyerang Jawa Pos.
Tidak hanya itu, Pimpinan Redaksi Jawa Pos saat itu Thio Oen Sik (Setyono)
merasa perlu meminta perlindungan dari PWI Soerabaya akibat ancaman terhadap
dirinya. Selanjutnya oleh PWI, Setyono dianjurkan untuk mengundurkan diri
sementara dari kedudukan sebagai Pimred yang selanjutnya dipegang oleh
Moestopo, salah seorang Wapimred Jawa Pos yang juga terkenal lantang dan keras
terhadap PKI.
Sirkulasi
Jawa Pos pada awal terbitnya sangat sedikit. Jawa Pos hanya pernah dicetak
sebanyak 1000 eksemplar pada tahun 1949 dan 4000 eksemplar pada tahun 1954.
Tahun 1957 hanya berjumlah 400 eksemplar. Pada kurun waktu 1960 sampai
dengan 1965, tiras Jawa Pos naik menjadi 10.000 eksemplar dan puncaknya dicapai
pada tahun 1970 dengan jumlah 20.000 eksemplar.
Prestasi
ini ternyata merupakan puncak prestasi pengelola Jawa Pos generasi pertama.
Terbukti pada tahun 1981, tiras Jawa Pos merosot sampai dengan 7000 eksemplar.
Di Surabaya sendiri, Jawa Pos saat itu tidak bisa menjual lebih dari 2000
eksemplar, di Malang, hanya 250 eksemplar.
Tahun
1982, Jawa Pos dibeli oleh Grafiti Pers-Tempo Group. Pilihan Chung-Shen
terhadap Grafiti Pers disebabkan faktor psikologis, bahwa sebagai pendiri Jawa
Pos, ia lebih rela menyerahkan perusahaannya kepada perusahaan yang belum
pernah bergerak di bidang yang sama (penerbitan koran) daripada yang sudah
masuk dalam jaring bisnis media koran harian. Alasannya bahwa Jawa Pos akan
lebih diperhatikan dan dianak tirikan oleh pemilik barunya.
Eric
Samola, sebagai pimpinan dari Grafiti Pers mempercayakan kepada Dahlan Iskan,
yang semula adalah kontributor Tempo (menurut sumber lain Dahlan Iskan adalah
Kepala Biro Tempo saat itu) untuk wilayah Surabaya, guna mengelola Jawa
Pos.
Berkat
kegigihan Dahlan Iskan, Jawa Pos berhasil meraup kemajuan yang pesat dari sisi
sirkulasi dan pengiklan. Peningkatan oplah yang paling tajam adalah pada tahun
1996 dimana Jawa Pos bertiras 20.351 eksemplar tiap hari. Dengan tiras ini,
Jawa Pos hampir mutlak mendominasi peredaran koran di Indonesia Bagian Timur
Penguasaan
sirkulasi daerah Jawa Timur dan Indonesia Timur, menjadi tulang punggung bagi
perkembangan group Jawa Pos, termasuk diantaranya dengan menggandeng puluhan
koran lokal untuk bergabung dengan Jawa Pos dengan konsep bapak angkat. Dengan
konsep seperti oplah Jawa Pos per hari sangat besar. Menurut keterangan
Kurniawan Muhammad, salah seorang redaktur Jawa Pos, oplah koran ini (tidak
termasuk grup medianya) di Jawa Timur mencapai 400.000 eksemplar per hari.
Dalam
situs wikipedia didapatkan keterangan bahwa koran ini menjadi sangat kuat dan
mmeiliki jejaring pemberitaan “tanpa batas” karena memiliki Jawa Pos News
Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana
memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan
percetakan di Indonesia. Seorang redaktur Jawa Pos kepada penulis pernah
mengatakan bahwa andaikata seluruh wartawan dari sebuah radar Jawa Pos tidak
bekerja dalam satu hari pun, Jawa Pos dengan halaman radarnya tetap bisa
terbit.
Tahun
2002, Jawa Pos Group membangun pabrik kertas koran yang kedua dengan kapasitas
dua kali lebih besar dari pabrik yang pertama. Kini pabrik itu, PT Adiprima
Sura Perinta, mampu memproduksi kertas koran 450 ton/hari. Lokasi pabrik ini di
Kabupaten Gresik, hanya 45 menit bermobil dari Surabaya.
Setelah
sukses mengembangkan media cetak di seluruh Indonesia, pada tahun 2002 Jawa Pos
Grup mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti
Batam TV di Batam, Riau TV di Pekanbaru, FMTV di Makassar, PTV di Palembang,
Parahiyangan TV di Bandung.
Memasuki
tahun 2003, Jawa Pos Group merambah bisnis baru : Independent Power Plant.
Proyek pertama adalah 1 x 25 MW di Kab. Gresik, yakni dekat pabrik kertas.
Proyek yang kedua 2 x 25 MW, didirikan di Kaltim, bekerjasama dengan perusahaan
daerah setempat

b. Struktur Organisasi
2.2 TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Dalam teknik pengumpulan data penulisan laporan ini diperoleh dari JAWA POS
SURABAYA dengan cara penulis mengunjungi atau datang bertanya langsung kelokasi
atau dari pihak yang bersangkutan denga perusahaan, disana ada pemandu dari
JAWA PO S SURABAYA yang kemudian akan menjelaskan secara detail tentang sejarah
atau profil lengkap dari JAWA POS SURABAYA dengan menggunakan proyektor.
Setelah penjelasan tentang profile perusahaan lalu mengadakan sesi tanya jawab.
Sestelah iti akan diajak untuk menjelajahi tempat-tempat di JAWA POS SURABAYA ,
dan selain utu data ini juga di peroleh dari buku panduan yang diberika
bapak/ibu guru untuk mempermudahkan dalam penyusunan laporan Kunjungan
Industri.
2.3 PRODUK PERUSAHAAN
•
Jawa Pos (utama), berisi berita-berita utama, politik, ekonomi/bisnis, Jawa
Timur, nasional, internasional, dan rubrik-rubrik tematik lainnya.
•
Metropolis, berisi berita Kota Surabaya dan sekitarnya (Sidoarjo dan Gresik),
Deteksi (halaman untuk remaja, salah satunya berisi polling harian), hiburan, kesehatan,
teknologi, dan rubrik-rubrik "ringan" lainnya serta rubrik mingguan
•
Olahraga, berisi berita-berita olahraga, terutama ulasan mengenai sepak bola
dan balap (Formula 1, MotoGP). Seksi ini juga berisi iklan baris.
•
DetEksi berisi berita tentang kehidupan remaja, mulai dari otomotif, style,
techno, hingga anime. terdiri dari 3 halaman yang disisipkan pada bagian
Metropolis. Hingga kini detEksi Jawa Pos aktif mengadakan event seperti DetEksi
Basketball League, Dan MAding Championship. Halaman ini kini telah menjadi
bacaan wajib bagi remaja di Surabaya. Seksi ini semua crew-nya masih berstatus
mahasiswa, mulai dari reporter, editor, hingga fotografer.
2.4 PROSES PRODUKSI PERUSAHAAN
Para
wartawan Koran Jawa Pos mencari berita di lapangan sejak dini hari pukul
00.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, kemudian dikirimkan ke server. Setiap harinya
wartawan selalu bekerja sedemikian rupa untuk mencari berita-berita yang
terbaru dan terkini. Sesuai dengan slogannya “Selalu ada yang baru”, sebisa
mungkin menyuguhkan berita yang teraktual hanya untuk pembacanya.
Pada pukul 16.00 WIB para wartawan segera datang menuju kantor Jawa Pos untuk
membuat berita. Berita boleh dibuat pada saat berada di lapangan atau saat
telah berada di kantor, kemudian dikirim ke server news. Setelah itu
berita akan diambil oleh redaktur (orang yang bertanggungjawab terhadap
halaman) yang akan diberi judul oleh redaktur tersebut. Pengerjaan penulisan
berita tersebut dapat dilakukan dari sore hari dan berakhir hingga malam hari.
Berita yang ditulis berasal dari empat sumber, yaitu dari wartawan Jawa Pos,
wartawan media grup Jawa Pos, wartawan dari kantor berita, dan berita
yang didapat dari masyarakat sekitar. Setiap media grup akan mengirimkan lima
foto dan berita yang terbaik pada saat itu untuk dikirim ke pusatnya yaitu
Jakarta.
Berita yang akan diolah selalu mengikuti prosedur yang telah diterapkan. Berita
yang telah ditulis wartawan tadi, akan dikirim ke server news yang
kemudian diambil oleh orang yang bertanggungjawab terhadap halaman atau yang
biasa disebut dengan redaktur. Tugas redaktur nantinya akan memberi judul pada
pembahasan koran tersebut. Pemilihan judul pastinya harus yang dapat membuat
pembacanya tertarik untuk membacanya. Setelah itu akan di simpan di server
halaman, kemudian di ambil oleh editor bahasa yang akan mengedit kata-kata dan
bahasa sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Setelah itu di ambil oleh
layout (orang yang menata letak sebuah halaman) yang bertugas mengatur tata
letak halaman agar tampak menarik dengan menggunakan software I-desain.
Setelah
semua proses pengolahan berita berjalan lancar, orang yang akan mencetak berita
dapat membuka server halaman. Sistem pencetakan ini menggunakan SCJJ yang
merupakan kepanjangan dari Sistem Cetak Jarak Jauh. Dengan menggunakan
teknologi internet, orang yang akan mencetak berita dapat membuka server
halaman dan memilih berita mana saja yang akan dijadikan berita dalam bentuk
koran. Setelah itu proses pencetakan ribuan koran segera dilakukan agar cepat
tersebar di masyarakat. Pada pencetakan ini, kertas koran yang digunakan
berasal dari kertas bekas dari luar negeri yang kemudian dibubur menjadi kertas
koran baru.
Koran yang
telah dicetak, kemudian akan disebarluaskan kepada loper koran. Loper koran
kemudian menawarkannya ke penjual koran baik pedagang koran pinggiran maupun
pedagang koran yang menawarkan di pinggir jalan sekitar lampu merah. Harga
koran tersebut adalah Rp.2500,00 dari harga asli kantor pembuatan. Namun, pada
tulisan di pojok kakan atas koran tertera harga Rp.4500,00.

2.5 KEGIATAN PERUSAHAAN
Berita yang
akan diolah selalu mengikuti prosedur yang telah diterapkan. Berita yang telah
ditulis wartawan tadi, akan dikirim ke server news yang kemudian diambil
oleh orang yang bertanggungjawab terhadap halaman atau yang biasa disebut
dengan redaktur. Tugas redaktur nantinya akan memberi judul pada pembahasan
koran tersebut. Pemilihan judul pastinya harus yang dapat membuat pembacanya
tertarik untuk membacanya. Setelah itu akan di simpan di server halaman,
kemudian di ambil oleh editor bahasa yang akan mengedit kata-kata dan bahasa
sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Setelah itu di ambil oleh layout
(orang yang menata letak sebuah halaman) yang bertugas mengatur tata letak
halaman agar tampak menarik dengan menggunakan software I-desain.
Setelah
semua proses pengolahan berita berjalan lancar, orang yang akan mencetak berita
dapat membuka server halaman. Sistem pencetakan ini menggunakan SCJJ yang
merupakan kepanjangan dari Sistem Cetak Jarak Jauh. Dengan menggunakan
teknologi internet, orang yang akan mencetak berita dapat membuka server
halaman dan memilih berita mana saja yang akan dijadikan berita dalam bentuk
koran. Setelah itu proses pencetakan ribuan koran segera dilakukan agar cepat
tersebar di masyarakat. Pada pencetakan ini, kertas koran yang digunakan
berasal dari kertas bekas dari luar negeri yang kemudian dibubur menjadi kertas
koran baru.
Koran yang
telah dicetak, kemudian akan disebarluaskan kepada loper koran. Loper koran
kemudian menawarkannya ke penjual koran baik pedagang koran pinggiran maupun
pedagang koran yang menawarkan di pinggir jalan sekitar lampu merah. Harga
koran tersebut adalah Rp.2500,00 dari harga asli kantor pembuatan.
BAB III : SIMPULAN DAN SARAN
4.1 SIMPULAN
Jadi berdasarkan hasil observasi kunjunga industri dapat disimpuolkan bahwa:
Profil JAWA POS SURABAYA : Jawa
Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat
itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di
Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar,
lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan
Jawa Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan
Belanda. Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus.
Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam.
Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja. Koran-korannya yang
lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung
Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus
perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London,
Inggris.
Teknik pengumpulan data : diperoleh dari observasi dan sesi
tanya jawab langsung serta berdasarkan buku panduan KI.
4.2 SARAN
Berdasarkan hasil observasi kunjunga industri kami dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1.
Untuk pihak
objek studi : Seharusnya memberikan pelayanan yang memadai terhadap para
pengunjung siswa, sehingga dapat menimbulkan kesan nyaman sehingga pengunjung
bisa tenang.
2.
Untuk pihak
sekolah : Seharusnya pihak sekolah memberikan pengarahan yang jelas dan tegas
kepada para siswa agar program kunjungan industri dapat terlaksana denga
sempurna dan sukses.
3.
Untuk pihak
siswa : Siswa juga harus sadar untuk memperhatikan dan menaati apa yang
diperintah oleh pembina, sehingga siswa dapat memahami tata cara pembuatan
laporan dengan benar.